Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

RAHMATAN LIL 'ALAMIIN

#COPAS ( Biarpun lo kata "Muwathin".. tetep gua kata "Kaafir" ) RAHMATAN LIL 'ALAMIIN Jangan jadikan Rahmatan lil 'alamin itu menjadi terkesan Rahmatan lil Kafirin. Karena yg benar "Ruhamaau bainahum, Asyiddaau 'alal kuffar"  BUKAN "Ruhamaa bainahum Asyiddaau 'alal Muslim" ==================== “Kita akan memukul Islam radikal dengan Islam moderat.” –Mitterran, mendiang Presiden Perancis- Orang Timur melihat nabi Muhammad lemah lembut lalu menyerukan, “Islam agama damai.” Maka damailah sentosa selama-lamanya. Orang Barat melihat nabi Muhammad menghunus pedang lantas menyebarkan pesan, “Islam agama perang.” Maka diperangilah Islam selama-lamanya. Sedangkan orang Selatan melihat nabi Muhammad mengangkat piagam Madinah, mengutip sebagaian ayat kemudian berkesimpulan, “Pada hakekatnya semua agama sama.” Maka dibuatlah ‘kitab suci’ Lintas Agama, dipuja selama-lamanya. ( yg ini faham lah ya.. :-D ) Sementara itu, orang...

SAYA RINDU UNTUK MEMILIH ( Saya Ingin Punya Pilihan )

SAYA INGIN PUNYA PILIHAN (c) Fahmi Amhar Sebenarnya saya tidak ingin golput Saudara ! Saya ingin memilih orang-orang shaleh yang cendekia, yang peduli pada nasib rakyat, amanah saat bekerja, dan berani menentang arus koruptif yang merajalela. Tapi di manakah orang-orang langka itu kini berada ? Ternyata mereka tidak dicalonkan oleh partai-partai yang ada ... karena mereka bukan kader, bukan kerabat atau teman ketua, juga tidak mampu mempersembahkan "gizi" dan "amunisi" yang diminta. Kalaupun dicalonkan, mereka ditaruh di dapil-dapil kering merana, yang insya Allah di situ partai akan sedikit mendulang suara. Lantas saya harus memilih siapa ? Sebenarnya saya tidak ingin golput Saudara ! Saya ingin memilih partai yang serius membangun bangsa, mengedukasi rakyat tentang politik luhur tak hanya jelang pilihan raya, mengadvokasi rakyat ketika ada yang salah pada kebijakan penguasa, mengagregasi rakyat agar bersatu dalam bhinneka tunggal ika, dan meng...

Apa itu KHILAFAH ?

Pelan, Namun PASTI.. KHILAFAH Oleh: M. Shiddiq Al-Jawi Definisi Khilafah (khilâfah) merupakan mashdar dari fi‘il mâdhi khalafa, berarti menggantikan atau menempati tempatnya (Munawwir, 1984: 390). Khilafah adalah orang yang datang setelah orang lain lalu menggantikan tempatnya (jâ’a ba‘dahu fa shâra makânah) (Ibrahim Anis 1972, Al-Mu‘jam Al-Wâsith, I/251). Dalam kitab Mu‘jam Maqâyis al-Lughah (II/210) dinyatakan,  khilafah dikaitkan dengan penggantian karena orang yang kedua datang setelah orang yang pertama dan menggantikan kedudukannya. Menurut Imam Ath-Thabari, makna bahasa inilah yang menjadi alasan mengapa as-sulthân al-a‘zham (penguasa besar umat Islam) disebut sebagai khalifah, karena dia menggantikan penguasa sebelumnya, lalu menggantikan posisinya (Tafsir Ath-Thabari, I/199). Pengertian Syariat Dalam pengertian syariat, khilafah digunakan untuk menyebut orang yang menggantikan Nabi saw. dalam kepemimpinan Negara Islam (ad-dawlah al-islâmiyyah) (Al-Baghdadi, 199...

BAGAIMANAKAH CARA MENEGAKKAN KHILAFAH ?

Gambar
BAGAIMANAKAH CARA MENEGAKKAN KHILAFAH ? Oleh: Ust Choirul Anam Menjelaskan Khilafah kepada orang yang terpesona demokrasi tentu saja sangat sulit. Mereka tetap saja menolak Khilafah dengan berbagai alasan, meskipun telah dihadirkan berbagai argumentasi, baik secara normatif, empiris maupun historis. Bagi mereka, demokrasi tetap the best, meski bukti-bukti menunjukkan sebaliknya. Democracy is the best among the worst, menurut mereka. Tapi, seiring dengan berjalannya waktu, dengan dakwah yang ikhlas dan istiqomah, banyak orang yang mulai sadar dari mimpi indah demokrasi dan menerima keniscayaan Khilafah sebagai sistem yang membawa keadilan, kesejahteraan dan ke-ridlo-an Allah. Saat seseorang telah memahami wajibnya Khilafah, biasanya masih terdapat problem yang tak kalah peliknya, yaitu tentang metode menegakkan Khilafah. Hal ini sangat dimaklumi. Sebab, saat ini, kita hidup dalam negara bangsa (nation state) selama berpuluh-puluh tahun, sehingga sangat sulit menggambarkan...

WASIAT POLITIK RAJAB 1440 H

WASIAT POLITIK RAJAB 1440 H Oleh : Yuana Ryan Tresna Pada acara Tabligh Akbar (17/3) di Kota Bandung dalam momentum Isra' dan Mi'raj 1440 dengan tema "Meneladani Kepemimpinan Rasululllah ﷺ", saya menyampaikan "Dua Wasiat Politik Rajab 1440". Wasiat politik pertama dari Habibina wa Nabiyyina Muhammad ﷺ, dan wasiat politik kedua dari al-'Allamah al-Mujahid al-Mujaddid al-Qadhi Taqiyyuddin al-Nabhani رحمه الله تعالى. Wasiat Politik Pertama, عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَاريةَ رَضي الله عنه قَالَ : وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عليه وسلم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ، وَذَرِفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ، فَقُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ، فَأَوْصِنَا، قَالَ : أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَه...

KARAKTERISTIK SEBUAH IDEOLOGI

Gambar
Maaf,  bagi yang tidak mempelajari qiyadah fikriyah/kepemimpinan dalam berfikir mungkin istilah istilah seperti kapitalisme liberal seperti gambar dibawah tidaklah akan mengerti. Makanya banyak yang memahami demokrasi hanya alat untuk memperjuangkan Islam yang identik dengan parlemen,  tanpa pernah mengerti bahwa sistem demokrasi adalah sistem kufur yang haram hukumnya karena sudah bertentangan dengan akidah. Bahwa demokrasi hanya alat yang diciptakan kaum kafir untuk menghancurkan Islam,  demokrasi adalah sistem dimana hukum hukum manusia dilegalkan. Ide ide demokrasi hanyalah buah akal manusia yang lemah dan serba terbatas,  jadi mana mungkin bisa memberi solusi pada permasalahan manusia justru sebaliknya demokrasi adalah masalah yang dibuat manusia untuk menghancurkan manusia dan diselesaikan manusia itu slogan tepatnya. Kalau tidak belajar qiyadah fikriyah,  kita tidak akan mengetahui macam macam ideologi yang ada didunia,  sejarah dan tujuan ...

PERANG ISTILAH

Melanjutkan tema kemaren seputar PERANG ISTILAH. MENYIBAK MAKNA POLITIS DI SEBALIK ISTILAH “MUWATHIN/WARGA NEGARA”  [Bagian Dua] Oleh syekh Poetra Sambu. Semoga jadi amal mariah buat beliau serta yang menyebarkannya... Masih begitu hangat pro kontra tentang hasil Bahsul Masa’il (BM) di MUNAS NU beberapa hari lalu. Di media sosial, dari pihak yang pro maupun yang kontra masih terus bersahut-sahutan, baik melalui vedio maupun tulisan. Di satu sisi –menurut saya – pro konta ini tetap memiliki dampak positif; kecil maupun besar. Cukup banyak pihak yang kontra memberikan tanggapan dan atau bantahan terhadap salah satu hasil Bahsul Masa’il (BM) terkait dengan status Kafir di Indonesia. Namun saya melihat sebagian besar menitik beratkan pada persoalan yang sebenarnya bukan mahall an-niza’ (pokok persoalan). Banyak yang mengira bahwa hasil BM akan mengganti istilah kafir di dalam al-Qur’an atau Hadits. Ada pula yang mengira bahwa hasil BM mengingkari kekafiran orang Kafir di negeri ...

KAFIR HARBI, MUSTA’MIN, DAN AHL ADZ-DZIMMAH

KAFIR HARBI, MUSTA’MIN, DAN AHL ADZ-DZIMMAH Oleh: KH. Shiddiq al-Jawi, Pengantar Redaksi: Istilah-istilah seperti kafir harbi, musta’min, dan ahl adz-dzimmah adalah termasuk istilah yang kurang dikenal umat Islam saat ini. Sebab, istilah-istilah itu berkaitan dengan hukum-hukum jihad dan Khilafah yang memang sudah jauh dari benak dan pengalaman umat Islam sekarang. Di samping itu, jihad sendiri merupakan salah satu hukum Islam yang paling banyak terdistorsi, misalnya jihad secara salah diartikan sebagai aktivitas yang sungguh-sungguh atau sebagai perang melawan hawa nafsu. Apalagi gagasan Khilafah (Daulah Islamiyah), di samping juga mengalami distorsi dan manipulasi— misalnya ide bahwa Khilafah tak relevan lagi untuk zaman modern, institusinya sendiri juga tak ada lagi setelah dihancurkan konspirasi imperialis tahun 1924. Namun demikian, hukum-hukum jihad dan Khilafah sesungguhnya tidak berubah hanya karena kelalaian umat Islam dalam mempelajarinya, atau karena tidak adanya Khilaf...